Header Ads


Mahasiswa Demo Tolak Bahrain Diwisuda

TERNATE-Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) memprotes Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba diwisuda, Sabtu (29/10) hari ini. Para mahasiswa menganggap Bahrain yang diluluskan itu tidak sah, karena itu mereka meminta Direktur Pasca Sarjanan IAIN tidak mengikutkan Bahrain wisuda. 
Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN Ternate, Udin Sinen dalam orasinya mengatakan, nama baik IAIN Ternate sebagai kampus Islam di Maluku Utara tercoreng dangan kebijakan pihak kampus yang dianggap lebih mementingkan isi saku daripada isi otak. Ia mengajak mahasiswa IAIN mengawal isu ini hingga tuntas.  “Saya meminta  mahasiswa mengawal wisuda besok (hari ini-red),” pintanya.
Sementara mahasiswa lain menyatakan menolak wisuda Bahrain Kasuba, sebab bupati Halmahera Selatan ini menyalahi prosedur akademik. Beredar informasi, Direktur Pasca Sarjana IAIN, Tahir Sapsuha mengancam mahasiswa. Bahkan kabarnya, Rektor DR. Abdurrahman Marasabessy memukul salah satu mahasiswa yang berorasi.
Tahir Sapsuha kepada wartawan mengatakan, tuntutan mahasiswa terkait pembatalan wisuda bupati Bahrain itu tidak memiliki dasar kuat. Menurutnya, Bahrain sudah melalui proses kuliah hingga ujian tesis. Ia membantah, Bahrain ujian tesis di atas kapal Halsel Expres tidak benar.
Yang benar menurutnya, di atas kapal itu hanya penguatan, bukan ujian tesis sekaligus melakukan koordinasi guna memperpajang MoU dengan Pemda Halmahera Selatan yang sudah berakhir. Lagi pula, pihak IAIN pro aktif menyurat Pemda Halmahera Selatan untuk mendorong mahasiswa tugas belajar segera selesai, karena memulai perkuliahan sejak 2012.
“Waktu itu kami menghitung tuggakan SPP mahasiswa, kemudian menyurat Pemda karena tahun 2015 tidak wisudah sebanyak 15 orang, Bahrain Kasuba. Sementara Memorandum of Understanding (MoU) sudah berakhir, sehingga di koordiasikan ulang untuk diperpanjang,” urainya.
Dikatakan, MoU yang telah berakhir bukan hanya Halmahera Selatan, tapi juga Morotai, Sula, Halteng dan Haltim agar menarik mahasiswa S2. Sedangkan terkait kuliah di atas kapal alasannya, perjalanan selama 8 jam, karena itu digunakan untuk penguatan akademik. “Artinya, refresh memori mata kuliah dan itu dilakukan sebanyak 3 kali karena mereka sudah lama meninggalkan kuliah,” akunya.
Taher mengungkapkan, seminar proposal bagian dari perkuliahan. Setiap mahasiswa menyiapkan skripsi dinamakan seminar kelas. Sedangkan teknis perkuliahan Bahrain Kasuba ada dua yakni di kampus IAIN dan di Halmahera Selatan. Apabila ada waktu renggang, dosen keluar maka proses perkuliahan di lakukan di Halmahera Selatan.
Sementara Dekan  Fakultas Tarbiyah IAIN Ternate, DR Amanan Saumur mengatakan, proses perkuliahan Bahrain Kasuba sudah berjalan 4 tahun  sejak 2012. Namun sebagian mata kuliah belum diselesaikan, sehingga baru selesaikan tahun 2016 setelah menjadi Bupati Halmahera Sekatan. “Yang bersangkutan satu angkatan dengan Sagaf Hi. Taha, calon bupati yang berpasangan dengan Ponsen Sarfa,” ujar Amanan.
Bukan hanya Bahrain yang menempuh kuliah 4 tahun tapi juga sekitar 10 mahasiswa S2 belum selesai. “Kuliah sampai 4 tahun sudah melampaui, karena nomor induk mahasiswa  Bahrain tahun 2012. Sementara ujian tessis tidak menjadi satu ukuran, ujian atau yang di kenal dengan perkuliahan itu dimana tempat saja bisa, dibawa pohon maupun di rumah. Untuk itu tidak ada masalah, apalagi bupati Halsel saat ini sudah menyelesaikan selesaikan S2 dengan baik,” katanya. (srd)         
Powered by Blogger.